
Sego Koyor: Nasi dengan Olahan Urat Sapi yang Gurih, Favorit Kuliner Malam – Sego Koyor adalah salah satu kuliner khas Jawa Timur, terutama populer di daerah seperti Surabaya, Malang, dan sekitarnya. Nama “sego” berarti nasi, sedangkan “koyor” mengacu pada bagian urat atau tendon sapi yang memiliki tekstur kenyal dan lembut setelah dimasak lama. Kombinasi nasi hangat dengan koyor yang dimasak dalam bumbu gurih pedas menjadikan hidangan ini favorit banyak orang, terutama saat malam hari.
Meskipun sederhana, Sego Koyor menyimpan kelezatan yang istimewa. Rahasia utamanya terletak pada proses memasak koyor yang membutuhkan kesabaran. Urat sapi harus direbus hingga benar-benar empuk agar tidak terasa liat. Setelah itu, koyor dimasak kembali bersama campuran bumbu khas Jawa yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jahe, daun salam, dan santan.
Setiap daerah memiliki versi bumbu yang berbeda. Di Surabaya, misalnya, Sego Koyor cenderung memiliki rasa gurih pedas dengan warna cokelat kemerahan dari cabai dan kecap. Sementara di Malang, rasanya sedikit lebih manis karena pengaruh kuliner khas Jawa Tengah.
Yang membuat Sego Koyor semakin istimewa adalah penyajiannya. Biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, sambal bawang, lalapan, dan kadang juga tambahan lauk seperti telur ceplok atau tempe goreng. Bagi penggemar makanan berlemak, sensasi kenyal dan lembut dari koyor berpadu dengan rasa gurih santan benar-benar menggoda selera.
Menariknya, Sego Koyor sering dijual pada malam hari. Banyak warung di pinggir jalan yang mulai buka setelah magrib hingga dini hari. Tidak heran jika hidangan ini dikenal sebagai kuliner malam yang menghangatkan perut, cocok disantap saat udara dingin dengan segelas teh hangat atau kopi.
Lebih dari sekadar makanan, Sego Koyor juga memiliki nilai budaya. Di banyak daerah Jawa Timur, hidangan ini sering dijadikan menu jamuan dalam acara keluarga atau selamatan. Rasanya yang khas dan bahan yang terbilang mewah—karena menggunakan bagian urat sapi—membuatnya dianggap sebagai simbol hidangan spesial untuk tamu.
Proses Memasak dan Variasi Sajian Sego Koyor
Membuat Sego Koyor memang membutuhkan waktu dan ketelatenan, tetapi hasil akhirnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Proses memasaknya terdiri dari dua tahap utama: merebus koyor hingga empuk, lalu mengolahnya dengan bumbu yang kaya rasa.
1. Pemilihan dan Persiapan Bahan
Kunci utama dari Sego Koyor yang lezat adalah pemilihan bahan yang tepat. Koyor yang digunakan biasanya berasal dari urat kaki atau bagian leher sapi, karena teksturnya lebih lembut setelah dimasak. Sebelum diolah, koyor harus dicuci bersih dan direbus dengan air mendidih selama 2–3 jam hingga teksturnya empuk dan mudah dikunyah.
Untuk mempercepat proses, sebagian orang menggunakan panci presto agar koyor cepat lunak tanpa kehilangan teksturnya. Setelah empuk, koyor dipotong kecil-kecil agar mudah disantap bersama nasi.
2. Pembuatan Bumbu
Bumbu Sego Koyor biasanya menggunakan rempah-rempah yang umum dalam masakan Jawa, seperti:
- 8 siung bawang merah
- 5 siung bawang putih
- 1 ruas jahe dan lengkuas
- 2 lembar daun salam
- 1 batang serai geprek
- 2 sdm kecap manis
- Cabai merah sesuai selera
- Garam, gula merah, dan penyedap secukupnya
Semua bahan dihaluskan, lalu ditumis hingga harum dan berubah warna keemasan. Setelah itu, potongan koyor yang sudah direbus dimasukkan ke dalam tumisan bumbu. Tambahkan sedikit santan agar rasanya gurih dan kuahnya kental. Proses memasak dilanjutkan hingga bumbu benar-benar meresap ke dalam koyor.
3. Penyajian yang Menggoda Selera
Sego Koyor disajikan di atas piring atau daun pisang bersama nasi hangat. Biasanya, di atasnya diberi taburan bawang goreng dan sambal bawang untuk menambah aroma dan rasa pedasnya. Beberapa warung juga menambahkan telur dadar, tempe goreng, atau tahu bacem sebagai pelengkap.
Untuk yang menyukai cita rasa lebih pedas, sambal bawang dengan minyak panas adalah pasangan sempurna. Aroma pedas gurih dari sambal membuat setiap suapan terasa hangat dan menggugah selera.
4. Variasi Modern dan Inovasi Kuliner
Seiring perkembangan zaman, Sego Koyor kini juga hadir dalam berbagai inovasi. Beberapa restoran modern di Surabaya dan Yogyakarta mulai menyajikan Sego Koyor kekinian dengan tambahan topping seperti telur setengah matang, sambal korek, atau bahkan nasi liwet sebagai pengganti nasi putih biasa.
Ada juga versi Sego Koyor pedas level, di mana pelanggan bisa memilih tingkat kepedasan sesuai kemampuan mereka—konsep yang mirip dengan ayam geprek.
Bagi yang menghindari lemak tinggi, beberapa juru masak mengganti santan dengan susu rendah lemak atau menggunakan koyor sapi muda yang lebih sedikit mengandung kolagen. Namun, para pecinta kuliner sejati tentu tahu bahwa citarasa Sego Koyor sejati ada pada perpaduan lemak gurih dan bumbu rempah tradisional yang meresap sempurna.
Kesimpulan
Sego Koyor bukan sekadar sepiring nasi dengan lauk urat sapi, melainkan potret kekayaan kuliner Jawa Timur yang menggugah selera dan sarat makna budaya. Hidangan ini mengajarkan kita tentang seni memasak tradisional yang memerlukan kesabaran—merebus koyor hingga empuk, menumis bumbu hingga harum, dan menyajikannya dengan penuh kehangatan.
Popularitasnya sebagai makanan malam favorit tidak lepas dari cita rasanya yang gurih, pedas, dan mengenyangkan. Di balik kesederhanaannya, Sego Koyor berhasil menyatukan unsur kelezatan dan tradisi, menjadi simbol kenikmatan kuliner rakyat yang otentik.
Kini, meskipun sudah banyak makanan modern bermunculan, Sego Koyor tetap memiliki tempat istimewa di hati pecinta kuliner nusantara. Baik disajikan di warung pinggir jalan atau restoran modern, kehangatan rasa gurih koyor berpadu dengan nasi hangat selalu membawa nostalgia dan kepuasan tersendiri.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Jawa Timur, menikmati seporsi Sego Koyor di malam hari adalah pengalaman kuliner yang tak boleh dilewatkan — sederhana, hangat, dan menggugah selera hingga suapan terakhir.